Skip to main content

Ujian Satu Lawan Banyak

Berbeda dengan kuliah akademik yang biasanya ujian satu lawan satu (berhadapan dengan kertas atau phantom), hal yang harus dihadapi saat ujian di kuliah profesi lebih menakutkan dibanding kertas atau phantom, yaitu pasien, dosen, dan clinical instructor (CI). Oleh karena itu, aku sebut dengan ujian satu lawan banyak.


Ilustrasi
(picture retrieved from https://douchebagbatman.wordpress.com)

Saat profesi, ujian yang mengharuskan mahasiswa berhadapan dengan kertas hanya 1 kali yaitu stase keperawatan gawat darurat (KGD), sisanya adalah ujian praktik dan responsi. Biasanya, hampir di semua stase, ujian penentu kelulusan stase diawali dengan penentuan pasien. Pasien yang didapat saat ujian biasanya adalah hasil kocokkan atau ditentukan oleh dosen. Disinilah ujian satu lawan banyak dimulai.

Setelah mendapat pasien, kita harus melakukan pengkajian langsung pada pasien (data primer) dan nyontek melihat status pasien (data sekunder). Saat akan mengkaji pasien, jika pasien anak, otomatis harus mengkaji anak dan keluarganya (biasanya Ibu), kalau pasien dewasa jika beruntung keadaan memungkinkan cukup mengkaji pasiennya, begitupun pasien lansia. Ujian satu lawan banyak pada tahap ini tingkat kesulitannya adalah easy, karena jika 'beruntung' cuma satu lawan satu (pasien), jika kurang 'beruntung' menjadi satu lawan banyak (pasien dan keluarga).

Setelah mendapat data primer, butuh data sekunder, berarti saatnya nyontek liat status pasien. Jika beruntung, status pasien sedang nganggur teronggok di atas meja nurse station. Tapi seringnya tidak beruntung, karena status pasien terintegrasi, otomatis banyak banget orang-orang berkepentingan di dalamnya mulai dari perawat, DPJP, ahli gizi, residen, sampe koas.  Ujian satu lawan banyak di tahap ini kesulitannya medium. Kalau sedang di pake DPJP sih udah ga ada lawannya, mending nunggu dulu. Tapi kalo yang pake lagi yang lain bisa sih pake trik "Kak boleh aku dulu yang liat? sebentar aja, aku lagi ujian", pasti dikasih, tapi mintanya ya jangan pake nada dan muka sengak juga.

Selanjutnya adalah tahap ujian responsi dan praktik. Setiap stase punya tipe ujian responsi dan praktik yang beda-beda. Kalau ujian praktik sih biasanya ga akan menjadi masalah kalau kita melalukan sesuai dengan step by step yang sudah sering dilakukan di kampus.

Fact: Kalo di RS kan sering tuh ya lupa saat mau oplos vial ga di desinfeksi dulu pake alkohol swab, ya kalo ujian jangan sampe lupa, bisa remedial perkara lupa desinfeksi ini 😩

Lanjut, ujian responsi, biasanya beda-beda tiap stase. Nah ada stase yang ujian responsinya satu lawan se-RT dua sampai tiga orang, yaitu KMB. Ujian stase KMB minimal banget mahasiswa akan melawan dua orang dosen dan CI (ada yang CI nya ikutan ada yang ngga). Ujian satu lawan banyak di tahap ini tingkat kesulitannya adalah difficult. Biasanya skenario ujian responsi KMB akan seperti ini.

Dosen 1: "Ya balabala(nama mahasiswa), coba kamu jelaskan hasil pengkajian pasiennya"

Mahasiswa: Kalimat-kalimat awal biasanya diucapkan dengan nada PD, menjelaskan tanpa melihat kertas pengkajian, lama-lama nyali menurun karena terus memandang mata para dosen, penjelasan hasil pengkajian biasanya berakhir dengan suara yang menjadi super lembut, kecil, bergetar dan mata yang tertunduk ke kertas pengkajian.

Setelah menjelaskan keadaan pasien, biasanya skenarionya akan ada dua:

1. Dosen bertanya mengenai patofisiologi dx medis pasien yang ada pada pasien. Pokoknya apa yang ditanya oleh dosen selajutnya adalah berdasarkan jawaban yang kita jawab, dicecer terus tuh macam mba Najwa di mata najwa. 

Misalnya kita bilang, "pasien mengalami nyeri hebat di abdomen kuadran kanan atas"

Lalu kita akan dicecer pertanyaan, "coba jelaskan mekanisme nyerinya bagaimana bisa terjadi, bagaimana cara pemeriksaan nyerinya, apa saja yang diberikan untuk mengatasi nyeri", dan seterusnya sesuai jawaban yang kita berikan.

Terkadang, apa yang kita jawab bisa tergoyahkan juga dengan kata-kata "kamu yakin?" "masa sih kaya gitu?"

Skenario juga bisa berlanjut disuruh gambar anatomi dan menjelaskan fisiologinya.

Fact: aku pernah disuruh gambar kantung empedu, waktu itu dapet kasus kolesistitis. Waktu itu yang diinget ya empedu adanya nyempil di hati, tapi dicecer jelasin anatomi dan fisiologisnya sampe detail aku sampe gelagepan.
2. Dosen bertanya mengenai dx keperawatan yang diangkat. Nah inipun ujung-ujungnya akan berakhir dipoin 1 😞

Saat ujian satu lawan banyak dengan tingkat kesulitan difficult ini, dosen akan bertanya bergantian. Kadang ada dosen yang menjadi cooler dosen yang satunya, tapi ada juga yang justru manas-manasin keadaan.

Biasanya disaat keyakinan kita sudah goyah dan ga tau mau jawab apa lagi, kita akan mengatakan "saya lupa, Bu/ Pak"

Percayalah, dosen tau faktanya, dan akan mengatakan "lupa apa ngga tau?"

Kalau sudah kaya gitu, jujur adalah jalan terbaik 😀

Satu lagi, sepedas apapun kalimat dari dosen penguji yang diterima saat ujian responsi ini, kita harus memiliki skill menahan air mata dan mengontrol getaran suara ðŸ˜°ðŸ˜°

Comments

Popular posts from this blog

Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

Selamat datang di stase yang selama enam minggu mau senyum aja rasanya berat J Karena stase medikal bedah merupakan salah satu stase yang paling mendebarkan dan cukup membuat stress, disinilah kamu akan melihat berbagai macam koping tiap mahasiswa. Aku sendiri kopingnya ngga adaptif, malah doyan banget tidur dan baca novel. Iya bukannya baca buku Black atau Brunner, malah baca novel Dilan dan Milea. Receh memang hidup ini. Praktiknya di mana? Stase KMB dilaksanakan selama enam minggu dengan setting rumah sakit dengan berbagai ruangan. Rumah sakit yang dijadikan wahana praktik yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, dan RSPAD Gatot Subroto. Nah selama 6 minggu, kamu akan di rolling di berbagai ruang perawatan. Ruang-ruangannya ini akan disesuaikan dengan ruangan yang ada di masing-masing rumah sakit. Di stase ini juga kamu akan praktik dalam 3 shift yaitu pagi, sore, malam. ·         Ruang Rawat Penyakit Dalam Di ruang ini kamu akan mer

Stase Jiwa

Stase Jiwa?! Sepertinya satu-satunya stase yang saya jalani tanpa banyak mengeluh dan dijalani dengan hati yang ringan dan riang gembira :) Tapi ini tidak berlaku bagi beberapa teman yang memang tidak passion di keperawatan jiwa. Praktiknya di mana? Stase jiwa dilaksanakan selama empat minggu dengan setting rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, dan komunitas yang semuanya berada di Bogor. Setting Rumah Sakit Jiwa Selama tiga minggu pertama, praktik dilakukan di rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor, merawat klien dengan gangguan jiwa. Mahasiswa dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 7-8 orang yang ditempatkan di ruang rawat akut/intermediet/tenang. Kemarin saya praktik di ruang intermediet laki-laki yaitu ruang gatot kaca. Setting Rumah Sakit Umum Setting ini dilakukan di RSUD Kota Bogor yang lokasinya tidak jauh dari RSMM. Nah di setting ini praktik hanya dilakukan selama 3 hari.  Mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masin